Home » » Penanggulangan pasien Stroke/Cerebro Vascular

Penanggulangan pasien Stroke/Cerebro Vascular

   
 Stroke merupakan salah satu penyebeb kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakam kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat.
    Penyakit cerebro vascular merupakan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak.
Stroke adalah sindrom klinis yang awalnya timbul mendadak, prognosis cepat, berupa defisit neurologis lokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian.
    Bila gangguan perdarahan, darah otak ini berlangsung sementara beberapa detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit) tapi kurang dari 24 jam, disebut sebagai serangan iskemia otak sepintas (Transient Ischaemia Attack = TIA).
Stroke (bahasa Inggris: stroke, cerebrovascular accident, CVA) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005).
   Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung".

Etiologi :
  • Infark otak (80%).
  • Emboli : emboli kardiogenik, emboli paradoksal, emboli artus aorta.
  • Penyakit ekstrakranial : arteri karotis, arteri vertebralis.
  • Penyakit intrakaranial : arteri karotis interna. Arteri serebri media, arteri basilaris, lakuner.
  • Perdarahan intraserebral (15%) : hipertensi, malformasi arteri vena, angiopati amiloid.
  • Perdarahan subaraknoid (5%).
  • Penyebab lain (dapat menimbulkan infark/perdarahan) : trombosis sinus derna, migres, hiperkoagulasi, penyalahgunaan obat (kokain, amfetamin), dll.
Faktor Resiko :

1. Yang tak dapat diubah
    Usia, sex, ras, riwayat keluarga, jantung koroner, fibrilasi atrium, dll.

2. Yang dapat diubah
    Hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, hematokrit meningkat.


Manifestasi Klinik :
  1. Strok non hemoragik (iskemik) gejala utamanya adalah timbulnya defisit neurologis secara mendadak/ sub akut, di dahului gejala prodnormal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun, kecuali bila embolus cukup besar. Biasanya terjadi pada usia > 50 tahun.
  2. Stroke hemoragik dibagi atas :
  •  Perdarahan intraserebral (PIS).
  •  Perdarahan sub araknoid (PSA).
          Gejala neurologis yang timbul tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan
          lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa:
  1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan mendadak.
  2. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan.
  3. Perubahan mendadak status mental, konfusi, delirium, koma.
  4. Atusia dan disantria.
  5. Gangguan pengelihatan.
  6. Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala.

Diagnosa Klinis :
  • Klinis anamnesa dan pemeriksaan fisik neurologis.
  • Sistem skor untuk membedakan jenis stroke.
  • CT Scan : pemeriksaan baku untuk membedakan infark dengan perdarahan.
  • Skor resonansi magnetik (MRI) lebih intensif dan CT Scan  dalam mendeteksi infark serebri dini dan infark batang otak.
Penatalaksanaan :
  1. Stabilitas pasien dengan tindakan ABC.
  2. Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor/koma/gagal nafas.
  3. Pasang jalur infus intravena dengan larutan salin normal 0,9% kecepatan 20 ml/jam.
  4. Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung.
  5. Jangan memberikan makanan dan minuman lewat mulut.
  6. Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan Ro. Foto thorak.
  7. Ambil sampel darah, pemeriksaan darah perifer lengkap dan trombosit, kimia darah.
  8. Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
  9. CT Scan atau resinansi Magnetikbila alat tersedia. Bila tidak ada lakukan dengan skor Siriraj untuk menentukan jenis stroke.
Pencegahan :
Pencegahan primer.
  • Strategi kampanye nasional yang teritegrasi dengan program pencegahan penyakit vasculer lainnya.
  • Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas rokok.
Pencegahan Sekunder.
  1. Modifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor resiko, misalnya: hipertensi, DM, berhenti merokok,hindari alkohol, kegemukan (kurang gerak).
  2. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin.
  3. Obat-obatan yang digunakan, misal : acetosal, antikoagulan.
Tindakan invasif:
  •     Plebotomi untuk polesitemik.
  •     Tindakan bedah lainnya.

Demikianlah sobat pembaca informasi seputar stroke, semoga bermanfaat.






0 comments :

Post a Comment

Popular Posts

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PENKES - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger